Rabu, 26 Oktober 2011


Faktor Penyebab Gangguan Gizi

Berbagai macam penyakit gangguan gizi yang sering menimpa penduduk utamanya anak balita disebabkan oleh beberapa faktor. Beberapa faktor gangguan gizi tersebut antara lain :
Penyebeb gangguan gizi
Ketidaktahuan antara hubungan makanan dan kesehatan
Dalam kehidupan masyarakat sehari – hari sering terlihat keluarga yang sungguhpun berpenghasilan cukup akan tetapi makanan yang dihidangkan seadanya saja. (Moehji, Sjahmin. 2002)
Berprasangka buruk terhadap bahan makanan tertentu
Banyak bahan makanan yang sesungguhnya bernilai gizi tinggi tetapi tidak digunakan atau hanya digunakan secara terbatas akibat adanya prasangkaan yang tidak baik terhadap bahan makanan itu. Penggunaan bahan makanan itu dianggap menurunkan harkat keluarga. Jenis sayuran seperti genjer, daun turi, bahkan daun ubi kayu yang kaya akan zat besi, vitamin A dan protein, di beberapa daerah masih dianggap sebagai makanan yang menurunkan harkat keluarga. (Moehji, Sjahmin. 2002) Continue reading 
Posted in Info Kesehatan | Tagged  | Leave a comment

Asuhan Keperawatan Penyakit Tinitus

Tinitus adalah suatu gangguan pendengaran dengan keluhan perasaan mendengarkan bunyi tanpa ada rangsang bunyi dari luar. Keluhan ini dapat berupa bunyi mendengung, menderu, mendesis, atau berbagai macam bunyi yang lain.
Pengobatan Tinitus
Tinitus dapat dibagi atas tinitus obyektif, bila suara tersebut dapat juga didengar oleh pemeriksa atau dengan auskultasi di sekitar telinga. Tinitus obyektif bersifat vibritorik, berasal dari transmisi vibrasi sistem muskuler atau kardiovaskuler di sekitar telinga. Tinitus subjektif, biala suara tersebut hanya didengar oleh pasien sendiri, jenis ini sering terjadi. Tinitus subjektif bersifat nonvibratorik, disebabkan oleh proses iritatif atau perubahan degenaratif traktus auditorius mulai dari sel-sel rambut getar koklea sampai pusat saraf pendengar.Continue reading 
Posted in Keperawatan dan Kebidanan | Tagged , | Leave a comment

Menentukan Periode Masa Kehamilan

Periode Kehamilan
Ditinjau dari lamanya kehamilan, kita bisa menentukan periode kehamilan dengan membaginya dalam 3 bagian yaitu :
1. Kehamilan triwulan I, antara 0-12 mg
2. Kehamilan triwulan II, antara 12-28 mg
3. Kehamilan triwulan III, antara 28-40 mg
Masing-masing bagian mempunyai perkembangan yang berbada.

Triwulan I Kehamilan
Masa ini disebut juga masa organogenesis, dimana dimulainya perkembangan organ-organ janin. Apabila terjadi cacat pada bayi nantinya, pada masa inilah penentuanyan.Jadi pada masa ini ibu sangat membutuhkan cukup asupan nutrisi dan juga perlindungan dari trauma. Pada masa ini uturus mengalami perkembangan pesat untuk mempersiapkan plasenta dan pertumbuhan janin. Selain itu juga mengalami perubahan adaptasi dalam psikologisnya. Dimana ibu ingin lebih diperhatikan. Emosi ibu labil. Ini akibat pengaruh adaptasi tubuh terhadap kehamilannya.
Triwulan II Kehamilan
Di masa ini organ–organ dalam tubuh janin sudah terbentuk tapi viabilitasnya masih diragukan. Apabila janin lahir, belum bisa bertahan hidup dengan baik. Pada masa ini ibu sudah merasa nyaman dan bisa beradaptasi dengan kehamilannya. Continue reading 
Posted in Ibu dan Anak | Tagged , | Leave a comment

Cara memotong Tali Pusat

Pengertian
Tali pusat atau Umbilical Cord adalah saluran kehidupan bagi janin selama dalam kandungan. Dikatakan saluran kehidupan karena saluran inilah yang selama 9 bulan 10 hari menyuplai zat-zat gizi dan oksigen kejanin.
Proses Pembentukan Tali Pusat Pada Janin
Mesoderm connecting stalk yang juga memiliki kemampuan angiogenik, kemudian akan berkembang menjadi pembuluh darah dan connecting stalk tersebut akan menjadi tali pusat. Pada tahap awal perkembangan, rongga perut masih terlalu kecil untuk usus yang berkembang, sehingga sebagian usus terdesak ke dalam rongga selom ekstraembrional pada tali pusat. Pada sekitar akhir bulan ketiga, penonjolan lengkung usus (intestional loop) ini masuk kembali ke dalam rongga abdomen janin yang telah membesar.Kandung kuning telur (yolk-sac) dan tangkai kandung kuning telur (ductus vitellinus) yang terletak dalam rongga korion, yang juga tercakup dalam connecting stalk, juga tertutup bersamaan dengan proses semakin bersatunya amnion dengan korion. Continue reading 
Posted in Keperawatan dan Kebidanan | Tagged , | Leave a comment

Rencana keperawatan Untuk Gagal Ginjal Akut

Gagal ginjal akut (GGA) atau Cedera Ginjal Akut (AKI) adalah kerusakan atau penurunan dengan cepat dari fungsi ginjal akibat kerusakan ginjal, sehingga dalam retensi nitrogen (urea dan kreatinin) dan produk-produk limbah non-nitrogen yang biasanya diekskresikan oleh ginjal.
Keperawatan Gagal Ginjal Akut
Gagal Ginjal Akut (GGA) diklasifikasikan sebagaiberikut :
1. Pra ginjal, terjadi sebagai akibat dari hipoperfusi ginjal yang biasanya merespon dengan baik untuk rehidrasi, atau hasil dari kondisi yang mengurangi aliran darah ke ginjal.
2. Intra ginjal; akibat dari kerusakan ginjal, biasanya dari nekrosis tubular akut. Pada pasien sakit kritis penghinaan lainnya seperti infeksi, dll hipoksia, obat-obatan, dapat mengkonversi masalah sederhana perfusi yang buruk menjadi salah satu dari nekrosis tubular akut di mana ada kerusakan struktural pada parenkim ginjal.Continue reading 
Posted in Keperawatan dan Kebidanan | Tagged  |Leave a comment

Diagnosa Keperawatan penyakit Peritonitis

Peritonitis adalah peradangan peritoneum, selaput serosa garis Itu bagian dari rongga perut. Peritonitis dapat bersifat lokal atau umum, dan mungkin disebabkan hasil dari infeksi (Seringkali karena pecahnya organ berongga yang mungkin terjadi pada trauma abdomen atau usus buntu) atau dari proses non-infeksi.
Diagnosa keperawatan Peritonitis
Diagnosa Keperawatan untuk Peritonitis
  • Nyeri akut berhubungan dengan akumulasi cairan dalam rongga perut
  • Hipertermia berhubungan dengan proses inflamasi
  • Sembelit yang berhubungan dengan gerak peristaltik usus menurun
  • Kekurangan volume cairan yang terkait dengan perpindahan cairan dari, ekstraselular intraselular ke daerah peritoneum
  • Gizi seimbang: kurangnya dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan penurunan peristaltik
  • Risiko infeksi berhubungan dengan peradangan
Posted in Info KedokteranKeperawatan dan Kebidanan |Tagged  | Leave a comment

Penanganan Otitis externa

Gejala Otitis Externa
Otitis externa merupakan proses peradangan dan infeksi pada EAC (External Auditori Canal). Pseudomonas aeruginosa dan Staphylococcus aureus merupakan organisme yang paling sering ditemukan pada infeksi ini. Bakteri yang lebih jarang yang diisoloasi termasuk spesies Proteus, Staphylococcus epidermidis, diphtheroids, dan Escherichia coli. Otitis eksterna akibat jamur tidak dibahas pada artikel ini dan dijelaskan lebih lanjut di seksi lainnya (Otomikosis).
Pathogenesis
Pada stadium preinflamasi, telinga terpapar dengan faktor predisposisi, termasuk panas, kelembaban, luka (maserasi), absennya serumen, dan pH yang basa. Hal ini dapat menyebabkan edema pada stratum korneum dan oklusi pada unit apopilosebaseus. Pada stadium inflamasi, terjadi pertumbuhan bakteri, disertai dengan edema progresif dan nyeri yang semakin berat. Resolusi yang tidak sempurna atau inflamasi persisten selama lebih dari 3 bulan dikategorikan sebagai stadium inflamasi kronik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar